OKELAH

SELAMAT MENIKMATI WEB KAMI.......

Jumat, 14 Januari 2011

KLASIFIKASI BIAYA

PEMBAHASAN

A. Konsep Biaya
1. Biaya dalam Akuntansi Keuangan :
Suatu pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa.
2. Dalam Akuntansi Manajemen :
Biaya (Cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan (dibayarkan) untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Biaya yang akan memberikan manfaat (benefit) hanya pada periode berjalan (current period) biasanya dicatat sebagai beban.

B. Pengertian Biaya
Lebih lanjut, ada beberapa pengertian tentang biaya, diantaranya telah diungkapkan oleh Moelyadi, yaitu:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Dalam definisi lain, Drs. RA. Supriono Ak. mengemukakan bahwa:
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Jadi bila ditinjau dari dua definisi diatas, biaya merupakan sumber daya yang dikorbankan yang diukur dalam satuan uang, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi dalam rangka untuk memperoleh penghasilan.

C. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya adalah pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih penting.
Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Klasifikasi ini didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1. Produk
2. Volume produksi
3. Departemen pabrikasi, proses, pusat biaya, atau sub divisi lainnya
4. Periode akuntansi
5. Keputusan yang diusulkan, pelaksanaan, atau evaluasi.
Manfaat Informasi Biaya bagi Manager
• Penilaian Persediaan yakni: untuk mengetahui biaya mana yang akan dilekatkan (dibebankan) dalam persediaan perusahaan.
• Penentuan Laba Usaha yakni: untuk mengetahui biaya mana saja yang akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba usaha selama periode tertentu.
• Perencanaan Keuangan yakni: mengetahui perencanaan biaya masa depan dengan tujuan finansial yang dikehendaki.
• Pengendalian Kegiatan Usaha yakni: Mengetahui informasi tentang hasil biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan.
• Pengambilan Keputusan yakni: untuk mengetahui keputusan apa yang harus diambil dlm menghadapi berbagai alternatif tindakan yang berhubungan dengan biaya.

C.1. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi
Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya pabrikasi pada umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
• Bahan langsung (direct materials)
Semua bahan yang membebtuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh: kayu dan minyak mentah.


• Tenaga kerja langsung (direct labor)
Karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu.
• Overhead pabrikasi (factory overhead)
Biaya bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu. Dengan kata lain, bahwa overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali yang dicatat sebagai biaya langsung, yaitu bahan langsung dan pekerja langsung.
Bahan tidak langsung (indirect materials) adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil sehingga tidak dapat dianggap sebagai bahan langsung yang tidak berguna atau tidak ekonomis. Contoh: paku, sekerup, perekat, dll.
Pekerja tidak langsung (indirect labor) adalah para karyawan yang dikerahkan dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi. Contoh: pelayan toko, pembantu umum, pengawas bahan, dsb.

Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products)
• Total Biaya :
Biaya Produk + Biaya periode (komersial)

• Biaya produk :
Biaya bahan langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.

• Biaya Periode (komersial) :
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum


C.2. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang.
Biaya Produk dan Biaya periode di Organisasi Bisnis
Jenis Perusahaan Biaya Produk Biaya Periode
Perusahaan Jasa Biaya penyerahan
Jasa. Beban pemasaran
Perusahaan dagang Biaya pembelian brg
Dagangan dari pema-
sok. Beban pemasaran
Beban administratif
Perusahaan pabrikasi Semua biaya pabri-
kasi, termasuk bahan
Baku langsung, tena
ga kerja langsung,
dan overhead pabri
kasi. Beban pemasaran
Beban administratif


Contoh : Laporan Laba Rugi

PT. Maysky Shinzoku
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2005


Pendapatan penjualan …………………………………………… Rp. xxx.xxx

Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 …............... Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan ………………........... Rp. xxx.xxx (+)

Barang dagangan tersedia utk dijual ……............... Rp. xxx.xxx
Persediaan brg dagangan, 31/12/2006…….............. Rp. xxx.xxx (-)

Biaya pokok penjualan …………………………………………… Rp. xxx.xxx

Laba kotor …………………………………………………………. Rp. xxx.xxx

Beban Penjualan dan Administratif

Biaya Periode :

Gaji ………………………………………………. Rp. xxx.xxx
Komisi wiraniaga ………………………………… Rp. xxx.xxx
Sewa ……………………………………………... Rp. xxx.xxx
Periklanan ………………………………………… Rp. xxx.xxx
Utilitas …………………………………………… Rp. xxx.xxx
Asuransi …………………………………………. Rp. xxx.xxx
Keperluan kantor ………………………………… Rp. xxx.xxx (+)

Jml beban penjualan dan administratif …. Rp.xxx.xxx
Laba Operasi ……………………………………………………. Rp.xxx.xxx


C.3. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa.

Ada dua pertimbangan akuntansi mendasar untuk perusahaan jasa, yakni :
(1) Biaya tenaga kerja yang relatif tinggi
(2) Tidak adanya persediaan untuk dijual.

Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.


Biaya langsung (direct cost)
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.

Biaya Tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan dalam periode di mana biaya dipakai.

Contoh: Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

PT ADI JULIENZ
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006




Pendapatan Jasa Konsultasi Rp. 18.000.000

Kompensasi dan Tunjangan Rp. 8.500.000
Sewa Kantor Rp. 1.200.000
Pelatihan dan Riset Rp. 900.000
Rekruitmen Karyawan Rp. 500.000
Asuransi Profesional Rp. 350.000
Lain-Lain Rp. 750.000

Jumlah Biaya Rp. 12. 100.000
Laba Operasi Rp. 7.900.000


Biaya untuk Perencanaan, Pengendalian dan Pengambilan Keputusan.
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya sering kali digolongkan sebagai: biaya langsung dan tidak langsung, terkendalikan dan tidak terkendalikan, bergabung dan bersama, dan berbagai golongan lainnya.

Hubungan Biaya dengan Obyek Biaya
Biaya sering dikategorikan dari segi hubungannya dengan suatu obyek atau segmen operasi, yang sering disebut obyek biaya. Obyek biaya dapat berupa produk, kawasan penjualan, pelanggan, divisi, pabrik, departemen atau suatu aktivitas.
Terdapat dua jenis obyek biaya : obyek biaya antara dan obyek biaya akhir. Obyek biaya antara (intermediate cost object) adalah penghimpunan biaya yang dilaporkan yang lalu dialokasikan kepada obyek biaya lainnya. Obyek biaya Akhir (final cost object) adalah titik penghimpunan biaya di mana tidak dilakukan lagi alokasi biaya. Obyek biaya akhir yang palim lazim adalah produk.

Biaya Terkendalikan dan Biaya tidak Terkendalikan
Biaya Terkendaliakan :
Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendalikan pada jenjang manajemen tertentu manakala lapisan manajemen tersebut mempunyai kekuasaan untuk mengotorisasi biaya tadi. Contoh biaya iklan surat kabar menjadi biaya terkendalikan oleh manajer pemasaran apabila di mempunyai kekuasaaan untuk mengotori sasi biaya dan jenis iklan surat kabar.

Biaya tidak Terkendaliakan :
Biaya ini berada di luar kendali manajer karena di tidak dapat mengotorisasinya. Misal biaya penyusutan mesin perlengkapan pabrik bagi manajer pemasaran menjadi biaya tidak terkendalikan, karena manajer tsb tidak mempunyai wewenang untuk mengotorisasi pemakain mesin pabrik.



Biaya Bergabung dan Biaya Bersama
Biaya tidak langsung sering pula disebut biaya bersama atau biaya bergabung. Biaya Bersama (Common Cost) dikeluarkan untuk menyediakan manfaat kepada lebih dari satu aktivitas. Biaya ini terjadi ketika dua produk, yang mungkin dihasilkan secara terpisah, diproduksi bersama.
Biaya bergabung (joint cost), diterapkan dalam situasi di mana bermacam-macam keluaran berasal dari satu sumber. Contoh minyak mentah dapat diolah menjadi bermacam-macam produk (misal solar, oli, premium dll).

Biaya Relevan dan Biaya Tidak Relevan.
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki manfaat yang paling tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya tersebut :
• Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila suatu biaya meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu tindakan yang berbeda dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan.
• Harus bernilai kini atau masa yang akan datang.
Biaya Tidak relevan (iirelevant cost) adalah biaya yang tidak berubah untuk semua alternatif.

D. Perilaku Biaya
Beberapa jenis biaya ada yang relatif tidak terpengaruh oleh fluktuasi volume produksi, sedang biaya lainnya ada yang terpengaruh oleh fluktuasi volume produksi. Karena bisnis bersifat dinamis, maka perusahaan sering dihadapkan pada kebutuhan untuk mengubah tingkat kegiatan bisnisnya.
Penggolongan biaya berdasarkan pola perilaku biaya bertujuan untuk menyajikan imformasi biaya yang bermanfaat untuk membantu manajemen dalam:
1. Menyusun perencanaan kegiatan.
2. Membuat keputusan khusus.
3. Mengendalikan kegiatan perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen harus lebih cermat dalam menganalisis dan menelaah hubungan antara biaya dengan perubahan kegiatan bisnis yang terjadi jika ingin merencanakan kegiatan perusahaan dengan baik dan dapat mengendalikan biaya secara efektif.
Berdasarkan perubahan kegiatan produksi atau pola perilakunya, biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel.

Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan tingkat kegiatan perusahaan di dalam interval waktu dan kapasitas tertentu. Dengan demikian, meskipun terdapat perubahan tingkat kegiatan di dalam perusahaan tersebut, sejauh belum melampaui interval waktu dan interval kapasitas yang telah ditetapkan perusahaan, maka jumlah biaya ini akan tetap dan tidak akan berubah. Biaya tetap akan berubah jika kegiatan produksi melampaui relevan tersebut.
Biaya tetap per unit besarnya berbanding terbalik secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan produksi. Semakin tinggi tingkat kegiatan produksi, maka semakin rendah biaya tetapnya per unit, dan begitu pula sebaliknya.
Adapun ciri-ciri biaya tetap adalah sebagai berikut:
1. Biaya keseluruhan tetap dalam rentang keluaran yang relevan.
2. Penurunan biaya per unit bila volume bertambah dalam rentang yang relevan. Sebaliknya, kenaikan biaya per unit bila volume berkurang dalam rentang yang relevan.
3. Dapat dibebankan pada departemen-departemen berdasarkan keputusan manajemen atau menurut metode alokasi biaya.
4. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen daripada oleh penyelia operasi.
Biaya tetap sebenarnya tidak dapat dikatakan tetap seluruhnya, tetapi ada satu tahun tertentu yang mungkin akan berubah. Namun perubahan yang terjadi bukanlah disebabkan oleh kegiatan perusahaan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh D. Hartanto sebagai berikut:
a. Biaya tetap yang dalam jangka pendek tidak dapat berubah, seperti biaya penyusutan.
b. Biaya tetap yang akan berubah jika terdapat perubahan volume dalam jangka waktu yang cukup lama, seperti biaya pengawasan.
c. Biaya tetap yang akan ditentukan oleh manajemen berdasarkan rencana jangka panjang. Biaya-biaya ini tidak mempunyai hubungan dengan volume yang ada, misalnya: biaya penelitian dan pengembangan.

Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara totalitas menurut perbandingan yang searahdengan perubahan tingkat aktivitas. Biaya variabel akan meningkat secara proporsional sesuai dengan peningkatan kegiatan dan akan menurun secara proporsional mengikuti penurunan kegiatan.
Biasanya biaya variabel dapat secara langsung diidentifikasikan dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut. Biaya variabel per unit bersifat konstan dan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
Adapun ciri-ciri biaya variabel adalah sebagai berikut:
1. Jumlahnya akan berubah berbanding lurus dengan perubahan volume produksi.
2. Biaya variabel per unit selalu konstan meskipun volume produksi mengalami perubahan.
3. Dapat dengan mudah dialokasikan pada bagian operasional
4. Pemakaian dan pengawasannya dapat dilimpahkanpada bagian yang bersangkutan.
Biaya variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Biaya variabel proporsional adalah biaya variabel yang naik turunnya sebanding dengan volume produksi.
2. Biaya variabel progresif adalah biaya variabel yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi, misal: upah lembur.
3. Biaya variabel degresif proporsional adalah biaya variabel yang meningkat lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi, misal: biaya pemesanan bahan baku.
Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang didalamnya terkandung unsur biaya tetap dan biaya variabel secara bersama-sama. Dengan demikian, apabila terdapat perubahan tingkat produksi, maka jumlah biaya semivariabel ini akan berubah pula. Namun perubahan yang terjadi tidak akan mengikuti secara langsung terhadap setiap unit perubahan tingkat kegiatan yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Karakteristik dari biaya semivariabel adalah sebagai berikut:
1. Biaya semivariabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
2. Biaya semivariable per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan volume kegiatan, tetapi sifatnya tidak sebanding.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a. 2009. http:// daryono.staff.gunadarma.ac.id
Anonymous b. 2009. http://one.indoskripsi.com
Hartanto. 1981. Akuntansi untuk Usahawan. FE-UI. Jakarta
Moelyadi. 1991. Akuntansi Biaya. STIE YKPN. Yogyakarta
Supriyono, R.A. 1989. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta
Usry, Milton. 1991. Akuntansi Biaya. Erlangga. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar