MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS
3.1 Pengertian Manajemen
Dalam Encyclopedia of the Social Science, dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses di mana pelaksanaan suatu tujan diselenggarakan dan diaawasi.
Menerut George R. Terry, Manajemen adalah sebuah proses yang khas, terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasiaan, menggerakkan dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan bantuan manusia dan sumber-sumber daya yang lain.
Menurut Parker Follet, ia memberikan batasan manajemen sebagai seni untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang-orang (the art getting think through people).
Menurut James A. F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi ang telah ditetapkan.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa,
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian atas sumber daya, terutama SDM untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Ada tiga(3) hal pokok dalam manajemen.
1. ada tujuan yang hendak dicapai
2. tujuan dicapai dengan menggunakan kegiatan orang lain
3. kegiatan-kegiatan orang lain tersebut harus dibimbing dan diawasi
3.2 Fungsi-Fungsi Manajemen
Terdiri atas:
1. Perencanaan (planning)
Dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang mengarah ke masa depan, menyangkut serangkaian tindakan berdasarkan pemahaman yang mendalam terhadap semua factor yang terlibat dan yang diarahkan kepada sasaran khusus.
Dengan kata lain, perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan berdasarkan pemilihan dari berbagai alternative data yang ada, dirumuskan dalam bentuk keputusan yang dikerjakan untuk masa yang akan datang dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan.
Dilihat dari bentuknya, perencanaan memiliki beberapa bentuk, yaitu
a. Sasaran/tujuan (objective)
b. Strategi
c. Kebijakan (policy)
d. Prosedur
e. Aturan
f. Program
2. Pengorganisasian (organizing)
Organisasi merupakan kelompok orang yang mempunyai kegiatan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi bukanlah suatu tujuan, tetapi sebagai suatu alat untuk mecapai tujuan.
Pengorganisasian meliputi langkah-langkah atau usaha untuk:
a. menentukan struktur
b. menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan
c. memilih, menempatkan, dan melatih karyawan
d. merumuskan garis kegiatan
e. membentuk sejumah hubungan di dalam organisasi dan kemudian menunjuk stafnya.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan dapat diartikan sebagai aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan pikiran dan tenaganya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan ang telah ditetapkan.
Fungsi pengarahan ini merupakan gerak pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan fungsi perencanaan dan pengorganisasian.
Menurut Downey dan Erickson (1992), pengarahan bertujuan untuk:
a. menentukan kewajiban dan tanggung jawab
b. menetapkan hasil yang harus dicapai
c. mendelegasikan wewenang yang diperlukan
d. menciptakan hasrat untuk berhasil
e. mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana mestinya
4. Pengkoordinasian (coordinating)
Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan menyatukan tindakan-tindakan sekelompok manusia. Koordinasi merupakan otak dalam batang tubuh dari keahlian manajemen. Makin sedikit koordinasi yang harus dilakukan, makin baik. Perintah yang baik dan lazim dari bidang keahlian menajemen lainnya akan membuat koordinasi tidak begitu dibutuhkan.
Akan tetapi pada organisasi yang dikelola dengan baik sekalipun, ada bidang yang memerlukan koordinasi. Adalah tanggung jawab manajer untuk melihat bahwa pengoperasian departemen-departemen, divisi-divisi, dan individu-individu yang berda di bawah kendalinya terintegrasi secara tepat untuk memproduksi hasil-hasil yang menunjang tercapainya sasaran organisasi.
5. Pengendalian (controlling)
Pengendalian menurut manajemen menguraikan system informasi yang memonitor rencana dan proses untuk meyakinkan bahwa hal itu selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan member peringatan bila perlu sehingga tindakan pemulihan dapat dilakukan.
Pengendalian merupakan merupakan pelengkap dari empat fungsi manajemen lainnya. Pengendalian meluruskan keputusan yang salah, hal-hal yang tidak diharapkan, dan dampak dari perubahan. Pengendalian yang tepat memberikan informasi yang diperlukan dan waktu untuk memperbaiki program dan rencana organisasi yang telah salah arah. Cara-cara untuk mengoreksi kekurangan-kekurangan juga harus disajikan. Manajer bisa menjadi sadar akan titik-titik lemah dalam pengorganisasian, pengarahan, dan pengkoordinasian usaha bisnis melalui penggunaan pengendalian secara tepat.
3.3 Kekhususan Managemen Agribisnis
Keanekaragaman jenis bisnis yg besar
Besarnya jumlah Agribisnis
Kanekaragaman ukuran usaha
Agribisnis skala kecil hrs bersaing dgn yg skala besar
Falsafah hidup tradisional
Cenderung berorientasi pd keluarga & masyarakat
Keanekaragaman jenis bisnis yg besar
Besarnya jumlah Agribisnis
Kanekaragaman ukuran usaha
Agribisnis skala kecil hrs bersaing dgn yg skala besar
Falsafah hidup tradisional
Cenderung berorientasi pd keluarga & masyarakat
3.4 Tingkatan Manajemen
Manajemen dapat dklasifikasikan menurut tingkatannya, dalam organisasi atau menurut ruang lingkup kegiatan yang dikelola manajer.
a. Manajemen puncak, berperan dalam menentukan kebijakan strategis dan mempengaruhi jalannya perusahaan. Dan bertanggung jawab atas manajemen bidang usaha dari perusahaan secara menyeluruh. Mereka dikenal sebagai Direktur atau CEO (Chief Executive Officer).
b. Manajemen menengah, berperan memberi pengarahan kegiatan kepada manajer bawahan atau dalam hal tertentu bisa juga kepada karyawan operasional. Dan bertanggung jawab terhadap implementasi kebijaksanaan organisasi.
c. Manajemen lini pertama/bawahan, bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain (bawahannya) dan memberikan pengarahan kepada mereka.
3.5 Unsur-Unsur Manajemen yang Baik
a. Manusia yang melaksanakan manajemen
Ada dua dimensi dalam manajemen yang baik yaitu dimensi manusia dan dimensi waktu, tetapi dimensi manusia jauh lebih penting. Kemampuan manajer untuk mencapai hasil melalui orang lain penting sekali dalam manajemen yang baik. Investasi berupa waktu dan perhatian kepada bawahan sering mendatangkan imbalan yang sangat berharga.
b. Seni
Manajemen adalah sebuah seni, bukan ilmu. Karena manajemen sangat terkait dengan manusia, kita harus memandang prinsip-prinsip manajemen sebagai persamaan yang tidak sempurna. Setiap orang dapat menggunakan prinsip-prinsip manajemen untuk memelihara pertumbuhan dan kemajuan yang berkesinambungan menuju potensi pengelolaan.
c. Berhasil/gemilang
Setiap manajemen yang baik, harus berhasil memenuhi sasaran atau hasil yang diinginkan atau ditentukan sebelumnya. Para manajer harus tahu bidang apa yang mereka kuasai agar dapat mencapai keberhasilan.
d. Sumber daya yang tersedia
Setiap organisasi memiliki atau mempunyai berbagai macam sumber daya yang dikuasainya. Para manajer yang berhasil akan mengeruk hasil/pengembalian tertinggi yang bisa diperoleh dari sumber daya yang tersedia. Mereka mengenali perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang menjadi kenyataan. Mereka menggunakan apa yang mereka miliki untuk memperoleh apa yang mereka inginkan, dan mereka berurusan dengan kemungkinan, bukan fantasi.
3.6 Prinsip-Prinsip Manajemen
Menurut Henry Fayol, ada 14 prinsip manajemen yang harus diterapkan dalam pelaksanaan tugas di dalam perusahaan, tetapi sifatnya fleksibel, diantaranya:
a. Pembagian kerja (Division of Work)
b. Kekuasaan/wewenang dan tanggung jawab (Authority and Responsibility)
c. Disiplin (Dicipline)
d. Kesatuan perintah (Unity of Command)
e. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
f. Kepentingan individu di bawah kepentingan bersama (Subordinate of Individual Interest to General Interest)
g. Pembayaran upah yang adil (Renumeration of Personal)
h. Pemusatan (Centralization)
i. Batas kekuasaan (Line of Authority)
j. Tata Tertib (Order)
k. Keadilan (Equity)
l. Stabilitas pegawai (Stability of Tenure of Personal)
m. Inisiatif (Initiative)
n. Jiwa kesatuan (Espirit de Corps)
3.7 Bidang-Bidang Manajemen
Secara garis besar manajemen terdiri atas lima bidang, yaitu
a. Manajemen produksi
b. Manajemen pemasaran
c. Manajemen keuangan
d. Manajemen personalia
e. Manajemen administrasi/akuntansi
3.8 Rantai Nilai Kegiatan Usaha
Sebagai rantai awal yang sangat penting dan mendukung produksi suatu usaha, tidak terkecuali kegiatan pertanian adalah dukungan logistik atau supplier. Bagian ini merupakan unsur penunjang utama dalam kegiatan usaha yang terutama bergerak dalam bidang produksi komoditas pertanian. Keberhasilan suatu usaha yang memproduksi suatu komoditas sangat ditentukan oleh pengelolaan sistem produksi dan hubungannya dengan pemasok bahan baku atau logistik. Dengan demikian bagian inipun sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang tinggi bila dikembangkan dengan baik, jadi tidak hanya mengandalkan kepada kekuatan dalam memproduksi saja.
Manajemen produksi dalam hal ini merupakan faktor utama yang menentukan jalannya roda usaha produksi komoditas. Sedangkan sistem distribusi merupakan bagian penyalur komoditas yang telah dibuat pada tingkat penyaluran produk dalam jumlah yang banyak sebelum sampai kepada pelanggan atau pemakai. Untuk dapat menyampaikan produk yang telah diproduksi diperlukan adanya jaringan pemasaran pemasaran yang memadai sebagai kepanjangan tangan jaringan distribusi. Produk yang diproduksi dan dipasarkan tidak akan bertahan lama untuk tetap diminati oleh pemakai apabila aspek pelayanan kepada pelanggan (Service & maintenance) diabaikan.
Melihat keterkaitan diantara variabel yang satu dengan variabel lainnya dari rantai nilai kegiatan usaha tersebut, dapatlah dipahami bahwa kebanyakan perusahaan-perusahaan yang bertaraf internasional berhasil dalam menjalankan usahanya karena mereka mampu menjalankan seluruh variabel yang ada pada rantai nilai tersebut. Kondisi ini berbeda dengan kebanyakan perusahaan di Indonesia, dimana masih banyak diantara perusahaan tersebut yang belum dapat memadukan semua variabel rantai nilai menjadi satu kesatuan yang utuh dan terintegrasi sehingga menciptakan suatu usaha yang kuat. Sebagai contoh kasus misalnya pada bidang agribisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Downey, W.D. & Erickson, S.P. 1992. Manajemen Agibisnisnis. Jakarta: Erlangga
OKELAH
SELAMAT MENIKMATI WEB KAMI.......
Jumat, 14 Januari 2011
KLASIFIKASI BIAYA
PEMBAHASAN
A. Konsep Biaya
1. Biaya dalam Akuntansi Keuangan :
Suatu pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa.
2. Dalam Akuntansi Manajemen :
Biaya (Cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan (dibayarkan) untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Biaya yang akan memberikan manfaat (benefit) hanya pada periode berjalan (current period) biasanya dicatat sebagai beban.
B. Pengertian Biaya
Lebih lanjut, ada beberapa pengertian tentang biaya, diantaranya telah diungkapkan oleh Moelyadi, yaitu:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Dalam definisi lain, Drs. RA. Supriono Ak. mengemukakan bahwa:
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Jadi bila ditinjau dari dua definisi diatas, biaya merupakan sumber daya yang dikorbankan yang diukur dalam satuan uang, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi dalam rangka untuk memperoleh penghasilan.
C. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya adalah pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih penting.
Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Klasifikasi ini didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1. Produk
2. Volume produksi
3. Departemen pabrikasi, proses, pusat biaya, atau sub divisi lainnya
4. Periode akuntansi
5. Keputusan yang diusulkan, pelaksanaan, atau evaluasi.
Manfaat Informasi Biaya bagi Manager
• Penilaian Persediaan yakni: untuk mengetahui biaya mana yang akan dilekatkan (dibebankan) dalam persediaan perusahaan.
• Penentuan Laba Usaha yakni: untuk mengetahui biaya mana saja yang akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba usaha selama periode tertentu.
• Perencanaan Keuangan yakni: mengetahui perencanaan biaya masa depan dengan tujuan finansial yang dikehendaki.
• Pengendalian Kegiatan Usaha yakni: Mengetahui informasi tentang hasil biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan.
• Pengambilan Keputusan yakni: untuk mengetahui keputusan apa yang harus diambil dlm menghadapi berbagai alternatif tindakan yang berhubungan dengan biaya.
C.1. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi
Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya pabrikasi pada umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
• Bahan langsung (direct materials)
Semua bahan yang membebtuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh: kayu dan minyak mentah.
• Tenaga kerja langsung (direct labor)
Karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu.
• Overhead pabrikasi (factory overhead)
Biaya bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu. Dengan kata lain, bahwa overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali yang dicatat sebagai biaya langsung, yaitu bahan langsung dan pekerja langsung.
Bahan tidak langsung (indirect materials) adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil sehingga tidak dapat dianggap sebagai bahan langsung yang tidak berguna atau tidak ekonomis. Contoh: paku, sekerup, perekat, dll.
Pekerja tidak langsung (indirect labor) adalah para karyawan yang dikerahkan dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi. Contoh: pelayan toko, pembantu umum, pengawas bahan, dsb.
Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products)
• Total Biaya :
Biaya Produk + Biaya periode (komersial)
• Biaya produk :
Biaya bahan langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.
• Biaya Periode (komersial) :
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum
C.2. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang.
Biaya Produk dan Biaya periode di Organisasi Bisnis
Jenis Perusahaan Biaya Produk Biaya Periode
Perusahaan Jasa Biaya penyerahan
Jasa. Beban pemasaran
Perusahaan dagang Biaya pembelian brg
Dagangan dari pema-
sok. Beban pemasaran
Beban administratif
Perusahaan pabrikasi Semua biaya pabri-
kasi, termasuk bahan
Baku langsung, tena
ga kerja langsung,
dan overhead pabri
kasi. Beban pemasaran
Beban administratif
Contoh : Laporan Laba Rugi
PT. Maysky Shinzoku
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2005
Pendapatan penjualan …………………………………………… Rp. xxx.xxx
Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 …............... Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan ………………........... Rp. xxx.xxx (+)
Barang dagangan tersedia utk dijual ……............... Rp. xxx.xxx
Persediaan brg dagangan, 31/12/2006…….............. Rp. xxx.xxx (-)
Biaya pokok penjualan …………………………………………… Rp. xxx.xxx
Laba kotor …………………………………………………………. Rp. xxx.xxx
Beban Penjualan dan Administratif
Biaya Periode :
Gaji ………………………………………………. Rp. xxx.xxx
Komisi wiraniaga ………………………………… Rp. xxx.xxx
Sewa ……………………………………………... Rp. xxx.xxx
Periklanan ………………………………………… Rp. xxx.xxx
Utilitas …………………………………………… Rp. xxx.xxx
Asuransi …………………………………………. Rp. xxx.xxx
Keperluan kantor ………………………………… Rp. xxx.xxx (+)
Jml beban penjualan dan administratif …. Rp.xxx.xxx
Laba Operasi ……………………………………………………. Rp.xxx.xxx
C.3. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa.
Ada dua pertimbangan akuntansi mendasar untuk perusahaan jasa, yakni :
(1) Biaya tenaga kerja yang relatif tinggi
(2) Tidak adanya persediaan untuk dijual.
Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung (direct cost)
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.
Biaya Tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan dalam periode di mana biaya dipakai.
Contoh: Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
PT ADI JULIENZ
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006
Pendapatan Jasa Konsultasi Rp. 18.000.000
Kompensasi dan Tunjangan Rp. 8.500.000
Sewa Kantor Rp. 1.200.000
Pelatihan dan Riset Rp. 900.000
Rekruitmen Karyawan Rp. 500.000
Asuransi Profesional Rp. 350.000
Lain-Lain Rp. 750.000
Jumlah Biaya Rp. 12. 100.000
Laba Operasi Rp. 7.900.000
Biaya untuk Perencanaan, Pengendalian dan Pengambilan Keputusan.
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya sering kali digolongkan sebagai: biaya langsung dan tidak langsung, terkendalikan dan tidak terkendalikan, bergabung dan bersama, dan berbagai golongan lainnya.
Hubungan Biaya dengan Obyek Biaya
Biaya sering dikategorikan dari segi hubungannya dengan suatu obyek atau segmen operasi, yang sering disebut obyek biaya. Obyek biaya dapat berupa produk, kawasan penjualan, pelanggan, divisi, pabrik, departemen atau suatu aktivitas.
Terdapat dua jenis obyek biaya : obyek biaya antara dan obyek biaya akhir. Obyek biaya antara (intermediate cost object) adalah penghimpunan biaya yang dilaporkan yang lalu dialokasikan kepada obyek biaya lainnya. Obyek biaya Akhir (final cost object) adalah titik penghimpunan biaya di mana tidak dilakukan lagi alokasi biaya. Obyek biaya akhir yang palim lazim adalah produk.
Biaya Terkendalikan dan Biaya tidak Terkendalikan
Biaya Terkendaliakan :
Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendalikan pada jenjang manajemen tertentu manakala lapisan manajemen tersebut mempunyai kekuasaan untuk mengotorisasi biaya tadi. Contoh biaya iklan surat kabar menjadi biaya terkendalikan oleh manajer pemasaran apabila di mempunyai kekuasaaan untuk mengotori sasi biaya dan jenis iklan surat kabar.
Biaya tidak Terkendaliakan :
Biaya ini berada di luar kendali manajer karena di tidak dapat mengotorisasinya. Misal biaya penyusutan mesin perlengkapan pabrik bagi manajer pemasaran menjadi biaya tidak terkendalikan, karena manajer tsb tidak mempunyai wewenang untuk mengotorisasi pemakain mesin pabrik.
Biaya Bergabung dan Biaya Bersama
Biaya tidak langsung sering pula disebut biaya bersama atau biaya bergabung. Biaya Bersama (Common Cost) dikeluarkan untuk menyediakan manfaat kepada lebih dari satu aktivitas. Biaya ini terjadi ketika dua produk, yang mungkin dihasilkan secara terpisah, diproduksi bersama.
Biaya bergabung (joint cost), diterapkan dalam situasi di mana bermacam-macam keluaran berasal dari satu sumber. Contoh minyak mentah dapat diolah menjadi bermacam-macam produk (misal solar, oli, premium dll).
Biaya Relevan dan Biaya Tidak Relevan.
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki manfaat yang paling tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya tersebut :
• Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila suatu biaya meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu tindakan yang berbeda dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan.
• Harus bernilai kini atau masa yang akan datang.
Biaya Tidak relevan (iirelevant cost) adalah biaya yang tidak berubah untuk semua alternatif.
D. Perilaku Biaya
Beberapa jenis biaya ada yang relatif tidak terpengaruh oleh fluktuasi volume produksi, sedang biaya lainnya ada yang terpengaruh oleh fluktuasi volume produksi. Karena bisnis bersifat dinamis, maka perusahaan sering dihadapkan pada kebutuhan untuk mengubah tingkat kegiatan bisnisnya.
Penggolongan biaya berdasarkan pola perilaku biaya bertujuan untuk menyajikan imformasi biaya yang bermanfaat untuk membantu manajemen dalam:
1. Menyusun perencanaan kegiatan.
2. Membuat keputusan khusus.
3. Mengendalikan kegiatan perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen harus lebih cermat dalam menganalisis dan menelaah hubungan antara biaya dengan perubahan kegiatan bisnis yang terjadi jika ingin merencanakan kegiatan perusahaan dengan baik dan dapat mengendalikan biaya secara efektif.
Berdasarkan perubahan kegiatan produksi atau pola perilakunya, biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel.
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan tingkat kegiatan perusahaan di dalam interval waktu dan kapasitas tertentu. Dengan demikian, meskipun terdapat perubahan tingkat kegiatan di dalam perusahaan tersebut, sejauh belum melampaui interval waktu dan interval kapasitas yang telah ditetapkan perusahaan, maka jumlah biaya ini akan tetap dan tidak akan berubah. Biaya tetap akan berubah jika kegiatan produksi melampaui relevan tersebut.
Biaya tetap per unit besarnya berbanding terbalik secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan produksi. Semakin tinggi tingkat kegiatan produksi, maka semakin rendah biaya tetapnya per unit, dan begitu pula sebaliknya.
Adapun ciri-ciri biaya tetap adalah sebagai berikut:
1. Biaya keseluruhan tetap dalam rentang keluaran yang relevan.
2. Penurunan biaya per unit bila volume bertambah dalam rentang yang relevan. Sebaliknya, kenaikan biaya per unit bila volume berkurang dalam rentang yang relevan.
3. Dapat dibebankan pada departemen-departemen berdasarkan keputusan manajemen atau menurut metode alokasi biaya.
4. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen daripada oleh penyelia operasi.
Biaya tetap sebenarnya tidak dapat dikatakan tetap seluruhnya, tetapi ada satu tahun tertentu yang mungkin akan berubah. Namun perubahan yang terjadi bukanlah disebabkan oleh kegiatan perusahaan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh D. Hartanto sebagai berikut:
a. Biaya tetap yang dalam jangka pendek tidak dapat berubah, seperti biaya penyusutan.
b. Biaya tetap yang akan berubah jika terdapat perubahan volume dalam jangka waktu yang cukup lama, seperti biaya pengawasan.
c. Biaya tetap yang akan ditentukan oleh manajemen berdasarkan rencana jangka panjang. Biaya-biaya ini tidak mempunyai hubungan dengan volume yang ada, misalnya: biaya penelitian dan pengembangan.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara totalitas menurut perbandingan yang searahdengan perubahan tingkat aktivitas. Biaya variabel akan meningkat secara proporsional sesuai dengan peningkatan kegiatan dan akan menurun secara proporsional mengikuti penurunan kegiatan.
Biasanya biaya variabel dapat secara langsung diidentifikasikan dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut. Biaya variabel per unit bersifat konstan dan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
Adapun ciri-ciri biaya variabel adalah sebagai berikut:
1. Jumlahnya akan berubah berbanding lurus dengan perubahan volume produksi.
2. Biaya variabel per unit selalu konstan meskipun volume produksi mengalami perubahan.
3. Dapat dengan mudah dialokasikan pada bagian operasional
4. Pemakaian dan pengawasannya dapat dilimpahkanpada bagian yang bersangkutan.
Biaya variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Biaya variabel proporsional adalah biaya variabel yang naik turunnya sebanding dengan volume produksi.
2. Biaya variabel progresif adalah biaya variabel yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi, misal: upah lembur.
3. Biaya variabel degresif proporsional adalah biaya variabel yang meningkat lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi, misal: biaya pemesanan bahan baku.
Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang didalamnya terkandung unsur biaya tetap dan biaya variabel secara bersama-sama. Dengan demikian, apabila terdapat perubahan tingkat produksi, maka jumlah biaya semivariabel ini akan berubah pula. Namun perubahan yang terjadi tidak akan mengikuti secara langsung terhadap setiap unit perubahan tingkat kegiatan yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Karakteristik dari biaya semivariabel adalah sebagai berikut:
1. Biaya semivariabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
2. Biaya semivariable per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan volume kegiatan, tetapi sifatnya tidak sebanding.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous a. 2009. http:// daryono.staff.gunadarma.ac.id
Anonymous b. 2009. http://one.indoskripsi.com
Hartanto. 1981. Akuntansi untuk Usahawan. FE-UI. Jakarta
Moelyadi. 1991. Akuntansi Biaya. STIE YKPN. Yogyakarta
Supriyono, R.A. 1989. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta
Usry, Milton. 1991. Akuntansi Biaya. Erlangga. Jakarta
A. Konsep Biaya
1. Biaya dalam Akuntansi Keuangan :
Suatu pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa.
2. Dalam Akuntansi Manajemen :
Biaya (Cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan (dibayarkan) untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Biaya yang akan memberikan manfaat (benefit) hanya pada periode berjalan (current period) biasanya dicatat sebagai beban.
B. Pengertian Biaya
Lebih lanjut, ada beberapa pengertian tentang biaya, diantaranya telah diungkapkan oleh Moelyadi, yaitu:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Dalam definisi lain, Drs. RA. Supriono Ak. mengemukakan bahwa:
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Jadi bila ditinjau dari dua definisi diatas, biaya merupakan sumber daya yang dikorbankan yang diukur dalam satuan uang, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi dalam rangka untuk memperoleh penghasilan.
C. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya adalah pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih penting.
Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Klasifikasi ini didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1. Produk
2. Volume produksi
3. Departemen pabrikasi, proses, pusat biaya, atau sub divisi lainnya
4. Periode akuntansi
5. Keputusan yang diusulkan, pelaksanaan, atau evaluasi.
Manfaat Informasi Biaya bagi Manager
• Penilaian Persediaan yakni: untuk mengetahui biaya mana yang akan dilekatkan (dibebankan) dalam persediaan perusahaan.
• Penentuan Laba Usaha yakni: untuk mengetahui biaya mana saja yang akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba usaha selama periode tertentu.
• Perencanaan Keuangan yakni: mengetahui perencanaan biaya masa depan dengan tujuan finansial yang dikehendaki.
• Pengendalian Kegiatan Usaha yakni: Mengetahui informasi tentang hasil biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan.
• Pengambilan Keputusan yakni: untuk mengetahui keputusan apa yang harus diambil dlm menghadapi berbagai alternatif tindakan yang berhubungan dengan biaya.
C.1. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi
Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya pabrikasi pada umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
• Bahan langsung (direct materials)
Semua bahan yang membebtuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh: kayu dan minyak mentah.
• Tenaga kerja langsung (direct labor)
Karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu.
• Overhead pabrikasi (factory overhead)
Biaya bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu. Dengan kata lain, bahwa overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali yang dicatat sebagai biaya langsung, yaitu bahan langsung dan pekerja langsung.
Bahan tidak langsung (indirect materials) adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil sehingga tidak dapat dianggap sebagai bahan langsung yang tidak berguna atau tidak ekonomis. Contoh: paku, sekerup, perekat, dll.
Pekerja tidak langsung (indirect labor) adalah para karyawan yang dikerahkan dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi. Contoh: pelayan toko, pembantu umum, pengawas bahan, dsb.
Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products)
• Total Biaya :
Biaya Produk + Biaya periode (komersial)
• Biaya produk :
Biaya bahan langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.
• Biaya Periode (komersial) :
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum
C.2. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang.
Biaya Produk dan Biaya periode di Organisasi Bisnis
Jenis Perusahaan Biaya Produk Biaya Periode
Perusahaan Jasa Biaya penyerahan
Jasa. Beban pemasaran
Perusahaan dagang Biaya pembelian brg
Dagangan dari pema-
sok. Beban pemasaran
Beban administratif
Perusahaan pabrikasi Semua biaya pabri-
kasi, termasuk bahan
Baku langsung, tena
ga kerja langsung,
dan overhead pabri
kasi. Beban pemasaran
Beban administratif
Contoh : Laporan Laba Rugi
PT. Maysky Shinzoku
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2005
Pendapatan penjualan …………………………………………… Rp. xxx.xxx
Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 …............... Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan ………………........... Rp. xxx.xxx (+)
Barang dagangan tersedia utk dijual ……............... Rp. xxx.xxx
Persediaan brg dagangan, 31/12/2006…….............. Rp. xxx.xxx (-)
Biaya pokok penjualan …………………………………………… Rp. xxx.xxx
Laba kotor …………………………………………………………. Rp. xxx.xxx
Beban Penjualan dan Administratif
Biaya Periode :
Gaji ………………………………………………. Rp. xxx.xxx
Komisi wiraniaga ………………………………… Rp. xxx.xxx
Sewa ……………………………………………... Rp. xxx.xxx
Periklanan ………………………………………… Rp. xxx.xxx
Utilitas …………………………………………… Rp. xxx.xxx
Asuransi …………………………………………. Rp. xxx.xxx
Keperluan kantor ………………………………… Rp. xxx.xxx (+)
Jml beban penjualan dan administratif …. Rp.xxx.xxx
Laba Operasi ……………………………………………………. Rp.xxx.xxx
C.3. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa.
Ada dua pertimbangan akuntansi mendasar untuk perusahaan jasa, yakni :
(1) Biaya tenaga kerja yang relatif tinggi
(2) Tidak adanya persediaan untuk dijual.
Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung (direct cost)
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.
Biaya Tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan dalam periode di mana biaya dipakai.
Contoh: Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
PT ADI JULIENZ
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006
Pendapatan Jasa Konsultasi Rp. 18.000.000
Kompensasi dan Tunjangan Rp. 8.500.000
Sewa Kantor Rp. 1.200.000
Pelatihan dan Riset Rp. 900.000
Rekruitmen Karyawan Rp. 500.000
Asuransi Profesional Rp. 350.000
Lain-Lain Rp. 750.000
Jumlah Biaya Rp. 12. 100.000
Laba Operasi Rp. 7.900.000
Biaya untuk Perencanaan, Pengendalian dan Pengambilan Keputusan.
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya sering kali digolongkan sebagai: biaya langsung dan tidak langsung, terkendalikan dan tidak terkendalikan, bergabung dan bersama, dan berbagai golongan lainnya.
Hubungan Biaya dengan Obyek Biaya
Biaya sering dikategorikan dari segi hubungannya dengan suatu obyek atau segmen operasi, yang sering disebut obyek biaya. Obyek biaya dapat berupa produk, kawasan penjualan, pelanggan, divisi, pabrik, departemen atau suatu aktivitas.
Terdapat dua jenis obyek biaya : obyek biaya antara dan obyek biaya akhir. Obyek biaya antara (intermediate cost object) adalah penghimpunan biaya yang dilaporkan yang lalu dialokasikan kepada obyek biaya lainnya. Obyek biaya Akhir (final cost object) adalah titik penghimpunan biaya di mana tidak dilakukan lagi alokasi biaya. Obyek biaya akhir yang palim lazim adalah produk.
Biaya Terkendalikan dan Biaya tidak Terkendalikan
Biaya Terkendaliakan :
Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendalikan pada jenjang manajemen tertentu manakala lapisan manajemen tersebut mempunyai kekuasaan untuk mengotorisasi biaya tadi. Contoh biaya iklan surat kabar menjadi biaya terkendalikan oleh manajer pemasaran apabila di mempunyai kekuasaaan untuk mengotori sasi biaya dan jenis iklan surat kabar.
Biaya tidak Terkendaliakan :
Biaya ini berada di luar kendali manajer karena di tidak dapat mengotorisasinya. Misal biaya penyusutan mesin perlengkapan pabrik bagi manajer pemasaran menjadi biaya tidak terkendalikan, karena manajer tsb tidak mempunyai wewenang untuk mengotorisasi pemakain mesin pabrik.
Biaya Bergabung dan Biaya Bersama
Biaya tidak langsung sering pula disebut biaya bersama atau biaya bergabung. Biaya Bersama (Common Cost) dikeluarkan untuk menyediakan manfaat kepada lebih dari satu aktivitas. Biaya ini terjadi ketika dua produk, yang mungkin dihasilkan secara terpisah, diproduksi bersama.
Biaya bergabung (joint cost), diterapkan dalam situasi di mana bermacam-macam keluaran berasal dari satu sumber. Contoh minyak mentah dapat diolah menjadi bermacam-macam produk (misal solar, oli, premium dll).
Biaya Relevan dan Biaya Tidak Relevan.
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki manfaat yang paling tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya tersebut :
• Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila suatu biaya meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu tindakan yang berbeda dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan.
• Harus bernilai kini atau masa yang akan datang.
Biaya Tidak relevan (iirelevant cost) adalah biaya yang tidak berubah untuk semua alternatif.
D. Perilaku Biaya
Beberapa jenis biaya ada yang relatif tidak terpengaruh oleh fluktuasi volume produksi, sedang biaya lainnya ada yang terpengaruh oleh fluktuasi volume produksi. Karena bisnis bersifat dinamis, maka perusahaan sering dihadapkan pada kebutuhan untuk mengubah tingkat kegiatan bisnisnya.
Penggolongan biaya berdasarkan pola perilaku biaya bertujuan untuk menyajikan imformasi biaya yang bermanfaat untuk membantu manajemen dalam:
1. Menyusun perencanaan kegiatan.
2. Membuat keputusan khusus.
3. Mengendalikan kegiatan perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen harus lebih cermat dalam menganalisis dan menelaah hubungan antara biaya dengan perubahan kegiatan bisnis yang terjadi jika ingin merencanakan kegiatan perusahaan dengan baik dan dapat mengendalikan biaya secara efektif.
Berdasarkan perubahan kegiatan produksi atau pola perilakunya, biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel.
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan tingkat kegiatan perusahaan di dalam interval waktu dan kapasitas tertentu. Dengan demikian, meskipun terdapat perubahan tingkat kegiatan di dalam perusahaan tersebut, sejauh belum melampaui interval waktu dan interval kapasitas yang telah ditetapkan perusahaan, maka jumlah biaya ini akan tetap dan tidak akan berubah. Biaya tetap akan berubah jika kegiatan produksi melampaui relevan tersebut.
Biaya tetap per unit besarnya berbanding terbalik secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan produksi. Semakin tinggi tingkat kegiatan produksi, maka semakin rendah biaya tetapnya per unit, dan begitu pula sebaliknya.
Adapun ciri-ciri biaya tetap adalah sebagai berikut:
1. Biaya keseluruhan tetap dalam rentang keluaran yang relevan.
2. Penurunan biaya per unit bila volume bertambah dalam rentang yang relevan. Sebaliknya, kenaikan biaya per unit bila volume berkurang dalam rentang yang relevan.
3. Dapat dibebankan pada departemen-departemen berdasarkan keputusan manajemen atau menurut metode alokasi biaya.
4. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen daripada oleh penyelia operasi.
Biaya tetap sebenarnya tidak dapat dikatakan tetap seluruhnya, tetapi ada satu tahun tertentu yang mungkin akan berubah. Namun perubahan yang terjadi bukanlah disebabkan oleh kegiatan perusahaan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh D. Hartanto sebagai berikut:
a. Biaya tetap yang dalam jangka pendek tidak dapat berubah, seperti biaya penyusutan.
b. Biaya tetap yang akan berubah jika terdapat perubahan volume dalam jangka waktu yang cukup lama, seperti biaya pengawasan.
c. Biaya tetap yang akan ditentukan oleh manajemen berdasarkan rencana jangka panjang. Biaya-biaya ini tidak mempunyai hubungan dengan volume yang ada, misalnya: biaya penelitian dan pengembangan.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara totalitas menurut perbandingan yang searahdengan perubahan tingkat aktivitas. Biaya variabel akan meningkat secara proporsional sesuai dengan peningkatan kegiatan dan akan menurun secara proporsional mengikuti penurunan kegiatan.
Biasanya biaya variabel dapat secara langsung diidentifikasikan dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut. Biaya variabel per unit bersifat konstan dan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
Adapun ciri-ciri biaya variabel adalah sebagai berikut:
1. Jumlahnya akan berubah berbanding lurus dengan perubahan volume produksi.
2. Biaya variabel per unit selalu konstan meskipun volume produksi mengalami perubahan.
3. Dapat dengan mudah dialokasikan pada bagian operasional
4. Pemakaian dan pengawasannya dapat dilimpahkanpada bagian yang bersangkutan.
Biaya variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Biaya variabel proporsional adalah biaya variabel yang naik turunnya sebanding dengan volume produksi.
2. Biaya variabel progresif adalah biaya variabel yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi, misal: upah lembur.
3. Biaya variabel degresif proporsional adalah biaya variabel yang meningkat lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi, misal: biaya pemesanan bahan baku.
Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang didalamnya terkandung unsur biaya tetap dan biaya variabel secara bersama-sama. Dengan demikian, apabila terdapat perubahan tingkat produksi, maka jumlah biaya semivariabel ini akan berubah pula. Namun perubahan yang terjadi tidak akan mengikuti secara langsung terhadap setiap unit perubahan tingkat kegiatan yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Karakteristik dari biaya semivariabel adalah sebagai berikut:
1. Biaya semivariabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
2. Biaya semivariable per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan volume kegiatan, tetapi sifatnya tidak sebanding.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous a. 2009. http:// daryono.staff.gunadarma.ac.id
Anonymous b. 2009. http://one.indoskripsi.com
Hartanto. 1981. Akuntansi untuk Usahawan. FE-UI. Jakarta
Moelyadi. 1991. Akuntansi Biaya. STIE YKPN. Yogyakarta
Supriyono, R.A. 1989. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta
Usry, Milton. 1991. Akuntansi Biaya. Erlangga. Jakarta
Sabtu, 08 Januari 2011
Dua wanita yang lagi asyik berkunjung ke UD HARUM MANIS ini adalah teman saya, senyuman terpancar di wajah mereka yang sedang menikmati bagusnya sebuah perusahaan menengah...yang dimana di kelola oleh pengusaha muda asal BATU malang, Mas AJI begitulah di panggil yang tiap hari selalu melayani pembeli yang datang ke Tokonya. Awal mula kesuksesan tidak lepas dari peran orang tua yang selalu mendukung bisnisnya. Bermula dari usaha kecil-kecilan kini menjadi perusahaan yang sudah bisa di katakan Maju dan sukses. Kami tertarik dengan kegiatan pemasaran dan langsung menunjuk UD HARUM MANIS sebagai obyek kajian penelitian kami ketika memperoleh tugas kuliah. Analisis ekonomi yang kami dapatkan cukup menggiurkan. setiap Bulan Mas AJI memperoleh keuntungan 6-8 juta, hal ini sudah cukup dikatakan sebagai pengusaha sukses. Dengan kemajuan tren makanan setiap tahunnya perusahaan UD HARUM MANIS selalu mengluarkan aneka kripik bervariasi, sehingga pembeli tidak jenuh dan bosan dalam mengunjungi tokonya.
UD. HARUM MANIS
Batu, Malang- Jatim
Menyediakan makanan ringan seperti;
1) Kripik Nangka
2) Kripik Mangga
3) Kripik Nanas
4) Kripik Salak (special)
5) Kripik Apel ( khas Malang)
6) Kripik Pisang
7) Kripik Singkong
8) Dan kripik buah lainnya.
Jln. Raya Mojorejo 67 Batu, Fax. O341532007
Email. setioajisunyoto@yahoo.com
Rek.BCA 0190341275
Call center ; -085646481481
-0341532007
-7653700
Langganan:
Postingan (Atom)